PROLOG : Keluarga Mamat adalah keluarga yang sederhana. Sejak ayahnya meninggal, Ibu Mamat yang harus bekerja keras agar dapat menyekolahkan Mamat. Ibunya pandai membuat roti sehingga Mamat membantu ibunya menjualkan roti ke komplek perumahan di dekat kampungnya. Awalnya belum banyak yang mau membeli. Karena ketekunan Ibu dan Mamat lama kelamaan langganannya semakin bertambah.
MAMAT : “Bu. Akhir-akhir ini banyak ya yang membeli roti kita”
IBU : “Ya…bersyukurlah pada Tuhan yang telah menolong kita dalam
kesusahan dan jangan lupa bagian kamu dari hasil penjualan roti harus
kamu tabung sehingga bisa untuk membeli keperluan sekolah kamu”
MAMAT : “Ya..bu”
NARATOR : Sore itu pukul 15.30 seperti biasanya Mamat berputar-putar di kompleks perumahan dengan jalan kaki, padahal pukul 16.00 dia juga janji dengan teman-temannya untuk bermain sepak bola sedangkan rotinya masih ada 8 bungkus.
MAMAT : “Aduu..h, bagaimana ini. Aku harus menjual habis roti ini, padahal
waktunya tinggal 30 menit. Bagaimana caranya ya…”
NARATOR : Setelah mendapatkan ide, Mamat langsung berputar-putar di kompleks perumahan, ketika sampai di depan rumah Ibu Marwan dia berhenti. Diketuknya pintu rumah dan yang keluar pembantunya.
MAMAT : “Mbak, Ibu Marwan biasa membeli roti, ini saya tinggalkan 4
bungkus, uangnya besok saya ambil.”
PEMBANTU: “Tapi tadi ibu tidak pesan. Ibu juga belum pulang dari kantor.”
MAMAT : “Tidak apa-apa, Mbak, Titip ya buat Ibu.”
NARATOR : Mamat bergegas meninggalkan rumah Ibu Marwan. Sekarang roti Mamat tinggal 4 bungkus, maka segera ia bergegas ke rumah Ibu Tuti. Namun di rumah Ibu Tuti hanya ada Santi yang baru berumur 4 tahun
MAMAT : “Kamu mau roti kan? Ini ambillah, bilang sama ibumu bayarya besok
aja”
SANTI : “Tapi, ibu belum pulang.”
MAMAT : “Tidak apa-apa, aku pergi dulu ya.”
NARATOR : Mamat segera berlari kencang menuju lapangan karena rotinya udah habis berarti tugasnya udah selesai. Mamat langsung bergabung dengan temannya bermain sepak bola. Setelah selesai bermain, Mamat pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, ibunya sudah menanti di depan pintu.
IBU : “Darimana saja kamu Mat?”
MAMAT : “Dari lapangan bermain sepak bola dengan teman-teman, Bu”
IBU : “Tadi Bu Marwan dan Bu Tuti telepon ibu, katanya hari ini tidak mau
beli roti kita, kenapa kamu meninggalkan roti di rumah mereka. Caramu
ini tidak baik, memalukan. Kita berjualan bukan memaksa orang untuk
membeli dagangan kita. Ibu tidak mau hal seperti itu terjadi lagi,
mengerti ! Orang dagang kan nggak tentu kadang sisa kadang habis
terjual. Sekarang kamu mandi dulu setelah selesai ambil lagi roti di
rumah Bu Marwan dan Bu Tuti. Jangan lupa kamu minta maaf kepada Bu
Marwan dan Bu Tuti. Ingat kamu harus menjaga amanat Ibu dengan baik”
MAMAT : “Baik, Bu. Mamat minta maaf. Mamat tidak akan mengulangi lagi.”
NARATOR : Mamat hari ini mendapat pelajaran yang sangat berharga dan akan senantiasa diingat dalam hati untuk selalu menjaga amanat yang telah diberikan kepadanya dengan baik.