Akhirnya Bengkoang Bersyukur

Di sebuah kebun buah, tampak buah nanas dan buang bengkoang sedang bercakap-cakap. Awalnya mereka hanya bercanda ria, namun.

Nanas          : “Hei bengkoang, lihat dirimu kamu itu buah yang sudah tiak punya warna, nggak punya rasa dan hidupnya pun didalam tanah. Beda dengan aku. Aku warnanya kuning, punya mahkota juga, ada rasanya manis. Wah...kamu ternyata buah yang tidak berguna.

Bengkoang      : “Tapi kan aku termasuk buah juga”

Nanas              :”Iya..termasuk buah tapi buah yang tidak berguna ha..ha.. buah yang tidak berguna... buah yang tidak berguna.”

Mendengar ejekan dari nanas, bengkoang sedih sekali. Dia murung terdiam sendirian. Dia berfikir :

Bengkoang      : “Bener juga yang dikatakan nana, aku mungkin termasuk buah yang tidak berguna. Aku tidak punya warna, aku juga tidak punya rasa, bahkan hidupku didalam tanah. Aku tidak menarik seperti buah-buah lainnya. Aduuuh...gimana ini, kalau teman-teman lainnya kan seperti nanas warnanya kuning, mangga warnanya hijau ada yang merah, rambutan warna merah, kedondong juga punya warna, sedangkan aku hanya putih aja tidak menarik. Nanas punya mahkota, rambutan punya rambut, tapi aku nggak punya apa-apa yang menghias tubuhku ini. Aduuh...sekarang aku nggak punya teman. Aku sekarang sendirian.

Dalam kesendiriannya bengkoang terus mencari kekurangan yanga ada dalam dirinya. Tiba-tiba jatuhlah mangga yang ada di dekatnya menggelinding ke semak-semak.

Mangga           :”ooooh....buuk”

Bengkoang      :”Hei..suara apa itu tadi.”

Mangga     :”Ini aku mangga, bengkoang. Aku baru saja jatuh dari pohonku. Maaf ya bengkoang aku mengagetkanmu”

Bengkoang      :”Kamu mangga, saya kira suara apa tadi, aku cuma kaget saja.”

Mangga           : “Kamu kaget ya..habis kamu melamun sih, kenapa kamu melamun? Aku lihat sejak tadi kamu terlihat murung sekali. Ada apa..kamu mau kan cerita sama aku.”

Bengkoang      :”Iya..aku sedang berfikir kenapa ya aku tidak seperti buah-buah lainnya. Yang lain punya rasa, punya warna bahkan punya hiasan ditubuhnya. Sehingga menarik manusia untuk datang menikmatinya. Sedangkan buahku putih, tidak berasa, aku tidak punya apa-apa di tubuhku yang bisa menarik manusia. Hidupku didalam tanah lagi. Jadi orang tidak bisa melihatku bahkan kalau orang tidak tahu, aku diinjak-injak.

Mangga          :”O...itu..bengkoang..bengkoang...kamu itu iri namanya sekarang kamu harus mulai belajar bersyukur dengan apa yang sudah kamu miliki. Tuhan menciptakan manusia, binatang, tumbuhan dan lainnya punya manfaat sendiri-sendiri. Kalau kamu mau bersyukur dan bisa mencari kelbihan dari diri kamu, maka kamu pasti punya manfaat baik buat kamu sendiri maupun buat orang lain.”

Bengkoang      :”misalnya apa mangga, aku kok belum tahu.”

Saat mereka sedang berbincang-bincang, ada langkah kaki manusia mendekat. Ternyata yang datang adalah Tono dan tini yang datang ke kebun untuk mencari buah. Mereka adalah anak petani yang memiliki perkebunan tersebut.

Tono    :”Dik tini mau makan buah apa?”

Tini      :”Aku nggak tahu kak, aku mau cari-cari dulu.”

Selang beberapa lama :

Tini      :”tolong kak...tolong...tolong kak.”

Tono    :”ada apa dik,..ada apa..”

Tini      :”ada..ulat..di buah rambutan itu ada ulatnya.”

Tono    :”o...ini..ya udah, dik Tini cari buah yang lainnya aja.”

Tini      :”Kak, mendingan aku mau cari buah bengkoang saja.”

Tono    : “Kenapa bengkoang?”

Tini      :”Iya..kak..kalau di buah lainnya ada ulatnyakayak rambutan tadi karena rasanya manis. Lagian kalau aku makan buah rambutan banyak-banyaknanti perutku sakit.

Kata ibu kalau makan buah bengkoang itu bagus untuk kulit kita.”

Tono    :”O..begitu ya...ya sudah kita cari bengkoang a..nanti kalau kamu sudah ketemu buah bengkoangnya nanti panggil kakak ya.”

Tini      :”Ya..kak”

Setelah sekian waktu mereka mencari buah bengkoang dan sudah merasa cukup, mereka berdua akhirnya pulang.

Mangga           :”Nah..itu kan bengkoang, kamu udah mendengar sendiri ternyata dalam diri kamu banyak manfaatnya.”

Bengkoang        :”Ya..ya..mangga, aku mungkin hanya kurang bersyukur saja, mulai sekarang aku akan selalu bersyukur terhadap apa yang aku miliki.”

Hikmah : Bahwa kita punya kelebihan dan kekurangan masing-masing dan kita harus bersyukur terhadap apa yang telah diberikan oleh Allah kepada kita.


Cetak