Hijrahnya Nabi Muhammad SAW Dari Mekkah Ke Madinah

Tersebarnya berita tentang masuk islamnya sekelompok penduduk Yastrib atau madinah membuat orang-orang kafir quraisy semakin meningkatkan tekanan terhadap orang-orang mukmin di mekah. Lalu Nabi SAW memerintahkan kaum muslimin agar hijrah ke kota madinah. Para sahabat segera berangkat menuju madinah secara diam-diam agar tidak dihadang oleh musuh.

Setelah mengetahui kaum muslimin yang hijrah ke madinah itu disambut baik dan mendapat kehormatan yang memuaskan dari penduduk yastrib, bermusyawarahlah kaum quraisy di Darul Nabwah, mereka merumuskan cara yang diambil untuk membunuh Rasulullah SAW, yang diketahui belum berangkat bersama rombongan para sahabat.

Rapat memutuskan untuk mengumpulkan seorang pemuda dari setiap kabilah guna membunuh Nabi SAW bersama-sama.

Qurasy 1         :”saudara-saudaraku kita berkumpul disini untuk membahas bagaimana

membunuh Muhammad secara bersama-sama. Saya punya ide bagaimana

kalau setiap kabilah-kabilah yang ada itu mengirimkan satu orang pemuda,

kita akan berkumpul bersama kita akan membunuh Muhammad bersama-

sama, bagaimana?”

Qurasy 2         :”saya setuju, saya akan kirimkan satu pemuda yang luar biasa.”

Qurasy 3         :”saya juga setuju, saya akan kirimkan satu pemuda yang tangguh untuk

membunuh Muhammad.”

Qurasy 4         :”Aku pun setuju nanti akan aku kirim satu orang pemuda yang luar biasa dari

kabilah saya.”

Keputusan bersama ini segera dilaksanakan dan para pemuda telah berkumpul di sekeliling rumah Nabi SAW, mereka mendapatkan istruksi : “Keluarkan Muhammad dari rumahnya dan langsung penggal tengkuknya dengan pedang.”

Pada malam pengepungan itu, Nabi SAW tidak tidur, kepada keponakannya Ali ra, Beliau memerintahkan agar tidur di tempat tidurnya Nabi dan menggunakan selimut yang biasa digunakan oleh Nabi.

Nabi SAW keluar dari rumahnya, tanpa diketahui oleh satu orang pun dari para pemuda yang mengepung brumahnya sejak senja hari. Nabi SAW pergi menuju rumah Abu Bakar yang sudah menyiapkan 2 tunggangan lalu segera berangkat. Abu bakar menyewa Abdullah bin Uraiqith Ad-Dailyuntuk menunjukkan jalan yang tidak biasa menuju Madinah.

Sementara itu ada seorang laki-laki yang melewati para pemuda dan bertanya :

Lelaki               :” apa yang kalian tunggu di depan rumah Muhammad.”

Pemuda 1       :”Kami menunggunya keluar dari dalam rumah”

Lelaki               :”Ha..ha...ha.. kalian itu tertipu, Muhammad baru saja lewat didepan kalian, ia

dan sahabatnya abu bakar sudah pergi meninggalkan mekah sekarang.

Pemuda 1       :”Apa? Muhammad telah keluar dari rumahnya? Ayo kaswan-kaswan kita

masuk ke dalam rumah, kita cek semuanya. Buka pintunya.... geledah

semuanya .... itu juga kamar-kamar buka semua ... geledah semua...itu ada

yang tidur kita buka apakah Muhammad atau tidak.

Ketika mereka membuka selimut ternyata yang ada adalah Ali ra, segera mereka keluar dari rumah dan lapor ke pemuka Quraisy.


Rasulullah dan Abu Bakar berangkat pada hari Kamis tanggal 1 Rabi’ul Awwal bersama penunjuk jalan menelusuri jalan Madinah-Yaman hingga sampai di Gua Tsur.

Lolosnya Nabi saw. dari kepungan yang ketat itu membuat kalangan Quraisy hiruk pikuk mencari. Jalan Makkah-Madinah dilacak. Tetapi mereka gagal menemukan Nabi saw. Kemudian mereka menelusuri jalan Yaman-Madinah. Mereka menduga Nabi pasti bersembunyi di Gua Tsur.

Quraisy 1        :”Hai lihat teman-teman kelihatannya ada sebuah gua disini, itu gua tsur, pasti

Muhammad dan abu Bakar bersembunyi di gua itu.

Quraisy 4        :”Tapi aku bingung kenapa di mulut gua itu masih tertutup jaring laba-laba,

dan itu lihat ada sarang burungnya. Kalau Muhammad itu masuk ke dalam

gua itu pasti jaring laba-labanya sudah rusak dan sarang burung itu tidak

disitu, pasti burungnya sudah pergi, bingung nih.

Quraisy 2        :”bener... kenapa jaring laba-labanya tidak rusak dan ini juga burungnya

tenang-tenang saja disini..pasti Muhammad tidak disini, Muhammad tidak

berada di gua ini.

Quraisy 1        :”Betul juga...baik kita cari ke tempat lain.”


Abu Bakar yang berada bersama Nabi SAW didalam gua merasa sangat khawatir akan keselamatan Nabi. Nabi dan Nabi SAW menguatkan abu Bakar bahwa masih ada Allah yang selalu akan menyelamatkannya.

Karena Nabi SAW tidak diketemkan maka kaum Quraisy membuat pengumuman “Barang siapa saja yang dapat menyerah¬kant Muhammad dan kawannya (Abu Bakar) kepada kami hidup atau mati, maka kepadanya akan diberikan hadiah 100 unta”

Maka bangkitlah Suraqah bin Ja’syam mencari dan mengejar Nabi SAW dengan harapan akan menjadi hartawan dalam waktu singkat.

Suraqah          :”Aku Suraqah akan mengejar Muhammad sampai ketemu.

Minggugguhpun jarak antara Gua Tsur dengan rombongan Nabi sudah begitu jauh, namun Suraqah ternyata dapat menyusulnya. Suraqah terus menunggangi kudanya mengejar Nabi SAW. Tatkala sudah begitu dekat, tiba-tiba tersungkurlah kuda yang ditunggangi Suraqah, sementara pedang yang telah diayunkan ke arah Nabi tetap terhunus di tangannya. Tiga kali ia mengibaskan pedangnya ke arah tubuh Nabi, tetapi pada detik-detik itu pula kudanya tiga kali tersungkur sehingga tak terlaksanalah maksud jahatnya. Kemudian ia menyarungkan pedangnya dalam keadaan diliputi perasaan kagum dan yakin, dia benar-benar berhadapan dengan seorang Nabi yang menjadi Rasul Allah. Ia mohon kepada Nabi agar berkenan menolong mengangkat kudanya yang tak dapat bangun karena kakinya terperosok ke dalam pasir. Setelah ditolong Suraqah kemudian kembali ke Mekah dengan berpura-pura tak menemukan seseorang pun dan tak pernah mengalami kejadian apapa pun.

Di tengah perjalanan menuju Madinah, Rasu¬lullah singgah di Quba’, sebuah desa yang terletak dua mil di selatan Madmnah. Di sana Beliau membangun sebuah Masjid dan merupakan Masjid pertama dalam sejarah Islam.

Pada Jum’at pagi beliau berangkat dari Quba’ dan tiba di perkampungan Bani Salim bin Auf persis pada waktu shalat Jum’at. Lalu shalatlah beliau di sana. Inilah Jum’at pertama dalam Islam, dan karena itu khutbahnya pun merupakan khutbah yang petama.

Kemudian Nabi SAW melanjutkan perjalanan ke madinah. Rasulullah dan Abu Bakar tiba di Madinah pada tanggal 12 Rabi’ul Awal. Kedatangan beliau telah dinanti-nantikan masyarakat Madinah. Tiba-tiba ada seseorang yang berseru :

Seseorang       :”Hey lihat itu Nabi SAW dan Abu Bakar sudah datang...sudah datang...sudah

datang ..kita sambut Rasulullah ..kita sambut Rasulullah..kita sambut....

Masyarakat Madinah sudah menunggu berjubel di jalan yang akan dilalui Nabi lengkap dengan regu genderang. Mereka mengelu-elukan Nabi dan genderang pun gemuruh diselingi nyanyian yang sengaja digubah untuk keperluan penyambutan itu:”Tholaal Badru”

Begitulah hijrahnya Rasulullah SAW dari mekah ke madinah, kemudian Nabi mempersaudarakan antara orang-orang Muhajirin dengan Anshar. Setiap orang Anshar mengakui orang Muhajirin sebagai saudaranya sendiri


Cetak