Kisah Amir Si Penggembala Kambing yang Suka Menipu

Amir adalah anak dari Pak ahmad dan Bu siti. Anak ini sebenarnya sudah kelas 2 SD, namun dia tidak mau meneruskan sekolahnya. Dengan alasan bahwa sekolahnya jauh dan harus jalan kaki, sekolah itu membuat pusing dan sebagainya sehingga amir lebih senang menjadi gembala kambing.

Setiap hari ia hanya bermain dan berteman bersama kambing-kambing kesayangannya.

Nah..di pagi yang cerah saat amir bangun dari tidurnya:

Amir    : “eegh..ternyata sudah pagi, aku harus segera menggembala kambing-kambingku.

Oh..iya..sebelumnya aku harus makan dulu. Aku mau mencari ibu.”

Amir    :”Ibu..ibu..ibu..sarapanku dimana, sarapanku mana..aku mau makan..”

Ibunya belum sempat memasak sehingga amir jadi marah-marah :

Amir    : “e..eh, ibu..kenapa ibu belum memasak, perutku jadi sakit nanti..ya .udah, aku

berangkat saja.”

Akhirnya amir berangkat menggembala kambing-kambingnya. Biasanya Amir menggembala kambing-kambingnya di padang rumput dekat hutan. Sesampainya di padang rumput itu, amir menunggu dibawah pohon sambil bersiul-siul dan bernyanyi-nyanyi kecil.

Angin pagi hari itu berhembus sepoi-sepoi menerpa wajah Amir, sehingga lama-kelamaan Amir pun mengantuk

Amir    : “E..egh..ngantuk. Aku ngapain ya biar tidak ngantuk dan jenuh kayak gini. Aku ada

ide...siip..

Amir    :”Tolong..tolong..tolong..ada harimau yang akan memakanku..tolong..tolong...tolong..

tolong aku.”

Suara Amir terdengar oleh pencari kayu di tepi hutan.

Pencari Kayu I                        : “He..he..dengar..dengar..itu kedengarannya ada yang minta tolong”

Pencari Kayu I            I           :”Wah..betul ya..itu anak kecil yang minta tolong. Aduh..gimana

nih..ayo..ayo kita tolong”

Pencari Kayu I            II          :”tapi kayu kita gimana?”

Pencari Kayu III         : “Kita tinggal aja dulu yang penting kita tolong anak itu, kasihan nanti

kalau harimau beneran memakannya, gimana?”

Pencari Kayu I                        : “Baiklah kita berangkat bersama-sama, ayo kita tolong anak itu.

Para pencari kayu itu menuju suara anak kecil yang minta tolong. Sesampainya di tempat yang dituju, ternyata anak kecil itu adalah si Amir yang malah terbahak-bahak, terpingkal-pingkal.

Amir                            :”Ha..ha..ha..kalian tertipu..ha..ha.. kalian itu aku bohongi, nggak ada

harimau disini...kalian tertipu..ha..ha..

Pencari Kayu I            I           : “Wah..ternyata kita dibohongi anak kecil ini”

Pencari Kayu I                        : “Bener..anak ini suka berbohong.”

Pencari Kayu I            II          : “aduh..gimana ini sudah terlanjur sampai disini pingin menolong,.e...

ternyata malah ditipu..ya..udah kita balik aja, kita cari kayu lagi..”

Pencari Kayu I            I           : “Ayo kita cari kayu lagi..”

Para pencari kayu itu kembali ke tepi hutan untuk melanjutkan pekerjaannya mencarai kayu. Sementara itu Amir yang sudah berhasil menipu orang-orang tersebut melanjutkan istirahatnya dibawah pohon yang rindang.

Amir    :”A..gh...ngantuk lagi, tidur ah...”

Setelah beberapa lama ia tertidur lalu terbangun lagi.

Amir    :”Kambing-kambingku masih asyik makannya..”

Dari semak-semak yang berada ditepian hutan, tiba-tiba muncul seekor harimau yang besar sekali. Amir yang melihat harimau itu terkejut.

Amir    :”A..ada harimau...aduuh..gimana ini?”

Harimau itu mendekati kambing-kambing Amir dan satu per satu kambingnya dimakan harimau.

Amir    :”aduh..gimana ini, tolong...tolong..tolong aku..kambing-kambingku dimakan

harimau.”

Para pencari kayu tadi mendengar Amir minta tolong.

Pencari Kayu I                        :”Hei..dengar nggak..anak itu minta tolong lagi, jangan-jangan kita

ditipu lagi.”

Pencari Kayu I            II          :”Wah..iya...anak ini pasti mengerjai kita lagi”

Pencari Kayu I            I           :”Ya..betul...lebih baik kita tidak kesana. Daripada kita kena tipu lagi”

Pencari Kayu I            II          :”Ya..sudah kita lanjutkan pekerjaan kita, biarkan saja anak itu. Suka

membohongi orang tua.”

Para pencari kayu itu tidak mengindahkan teriakan amir. Sementara itu harimau yang makan kambing-kambing amir, ternyata tidak Cuma satu, ada empat harimau yang datang. Sehingga semua kambing-kambing Amir dimakan habis oleh harimau tersebut. Amir hanya terduduk lemas sambil menangis.

Amir    : “Kenapa semua kambing-kambingku dimakan harimau?”

Amir pulang ke rumah dan menceritakan semuanya kepada orang tuanya. Orang tuanya yang mendengarkan sempat terkejut. Tapi melihat perilaku amir terhadap orang-orang sekitar, orang tuanya pun memberikan nasehat kepada Amir.

P. ahmad        :”Amir..Amir tidak boleh jadi anak yang suka berbohong karena kalau suka

berbohong, nanti akan dijauhi oleh orang lain bahkan amir mungkin tidak

punya teman.

Amir                : “Iya..pak. Amir minta maaf, kalau begitu amir lebih baik melanjutkan sekolah aja pak, biar amir jadi anak pintar, tidak suka berbohong dan jadi anak yang pandai.”

P.Ahmad         :”Alhamdulillah, kalau begitu besok ayah dan ibu akan ke sekolah untuk

membicarakan kamu yang akan melanjutkan lagi. Ya..sudah..kamu istirahat.

Besok ayah akan ke sekolah.”

 

Hikmah : Janganlah kita menjadi anak yang suka berbohong, karena kalau suka berbohong, kita akan dijauhi oleh teman-teman kita bahkan mungkin kita tidak akan punya banyak teman.


Cetak